Selasa, 08 Desember 2015

MASYARAKAT PERKOTAAN DAN MASYARAKAT PEDESAAAN DENGAN SEGALA PROBLEMATIKANYA


Masyarakat Perkotan dan Masyarakat perdesaan Dengan Segala Problematikanya








Disusun Oleh :

                                                    Nama  : Muhammad Ganef Rizmawan
                                                    NPM  : 53415971


TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS GUNADARMA
2015
DEPOK



KATA PENGANTAR
    Alhamdulillah, Puja dan Puji hanya layak tercurahkan kepada Allah SWT. , Karena atas limpahan karunia-Nya. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu’alaihi wa sallam. Sehingga Penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah.Sehingga Penulis dapat menyelesaikan tugas mandiri ini tepat pada waktunya.
       Banyak kesulitan dan hambatan yang Penulis hadapi dalam membuat tugas mandiri ini tapi dengan semangat dan kegigihan serta arahan, bimbingan dari berbagai pihak sehingga Penulis mampu menyelesaikan tugas mandiri ini dengan baik, oleh karena itu pada kesempatan ini, Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
  • Kedua Orang Tua Penulis yang selalu menjadi inspirasiku, serta mencurahkan kasih sayang tanpa pamrih.
  • Bapak Emilianshah Banowo sebagai dosen Ilmu social dasar. Semoga ilmunya berkah dan menjadi aliran amal hingga kelak di Barzakh.
  • Bagas Ardian, sebagai Ketua kelas yang sudah memberikan motivasinya dan teman – teman kelas 1IA13.










                                                                                                                                                          Depok, 9 Desember 2015


                                                                                                                                                          M. GANEF RIZMAWAN


DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN
a. Latar Belakang Masalah
b. Rumusan Masalah

BAB 2 PEMBAHASAN
a. Definisi Sosiologi
b. Pengertian, Arti dan Definisi Desa Dan Kota
c. Sosiologi Perdesaan dan Sosiologi Perkotaan
d. Perbedaan Masyarakat Desa dan Kota

BAB 3 PENUTUP
a. Kesimpulan
b. Saran

REFERENSI



BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Melihat dari berbagai aspek kehidupan yang terjadi di masyarakat pada saat ini, masih terjadinya beberapa fenomena pergeseran nilai, norma serta adat istiadat kaitannya dengan pemahaman tentang masyarakat desa dan kota. Hal tersebut dapat ditinjau dari ilmu sosiologi, dimana yang menjadi obyek adalah masyarakat yang dilihat dari hubungan antar manusia, dan proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat.
Masyarakat pedesaan dan perkotaan saat ini menjadi perbedaan yang signifikan. Sehingga, bisa membuat generasi selanjutnya susah untuk berfikir maju. Kita bisa melihatnya mulai dari urbanisasi. Masyarakat di pedesaan berbondong-bondong memilih merantau hanya untuk merubah nasib diperkotaan. Padahal kalau kita lihat dan tinjau secara luas. Pedesaan itu banyak memiliki lapangan kerja. Tidak menutup kemungkinan bahwa Negara kita ini adalah Negara agraris, sumber secara utuh yaitu dengan sector pertanian. Namun animo generasi muda saat ini sudah mulai hilang dan enggan untuk terjun kedunia tersebut.

Bertolak pada core of the problem dan reasoning yang ada, maka perlu pemahaman yang jelas mengenai konsep masyarakat kota dan desa yang ditinjau dari segi ilmu sosiologi. Jadi diharapkan adanya pemahaman yang mendasar agar tidak terjadi suatu penyimpangan dalam nilai, normadan adat istiadat yang ada dalam masyarakat kota maupun desa.

Perumusan Masalah
        Berdasarkan latar belakang masalah yang ada diatas, maka yang manjadi garis besar dalam pembahasan makalah mini ini adalah :
  1. Apa saja masalah yang bisa menyebabkan pedasaan sekarang jarang dihuni oleh penduduk, dan lebih memilih tinggal di perkotaan?
  2. Apa definisi Sosiologi, masyarakat, desa dan kota?
  3. Bagaimana Komplesitas Masyarakat Desa Kota dalam perspektif Sosiologi?
  4. Apa alasan pemahaman terhadap konsep sosiologi perdesaan dan perkotaan itu penting?

BAB II
PEMBAHASAN

Definisi Sosiologi
Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal-balik antara aneka macam gejala-gejala sosial (misalnya antara gejala ekonomi dengan agama; keluarga dengan moral; hukum dengan ekonomi; gerak masyarakat dengan politik dan lain sebagainya (Pitirim Sorokin). Jadi dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa sosiologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari seluruh tingkah laku kehidupan manusia di suatu lingkungan yang di mana di dalamnya terdapat manusia-manusia lain yang saling berhubugan antara yang satunya dengan yang lainnya lagi, sehingga terjadi suatu interaksi di seluruh bidang kehidupan.
Masyarakat dalam konteks sosiologi adalah society. Kata society berasal dari istilah socius, artinya teman dalam mana di suatu pihak bermakna sebagai kawan, tetapi di lain pihak dapat berarti lawan. Dengan kata lain masyarakat dapat diartikan sebagai kawan atau sebagai lawan , mereka saling bergaul dan berinteraksi sehingga merupakan suatu sistem sosial yang saling mempengaruhi satu sama lain.
Menurut Talcott Parson suatu kelompok dapat disebut masyarakat apabila memenuhi empat kriteria, yaitu (1) kemampuan bertahan melebihi masa hidup seorang individu; (2) rekrutmen seluruh atau sebagian anggota melalui reproduksi; (3) kesetiaan pada suatu sistem tindakan untuk bersama; (4) adanya sistem tindakan utama yang bersifat swasembada. Sehingga kumpulan penghuni suatu asrama tidak dapat kita namakan masyarakat, karena mereka tidak dapat memproduksi kebutuhan pokok mereka seperti sandang dan pangan; usia kelompok ini biasanya tidak melebihi masa hidup salah seorang anggotanya; anggota asrama direkrut dari keluarga-keluarga dan bukan dari reproduksi; serta anggota asrama tidak terlibat dalam sosialisasi awal terhadap generasi penghuni asrama berikutnya.
Pengertian Desa menurut Sutardjo Kartodikusuma adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan tersendiri. Sedangkan Kota menurut Wirth adalah suatu pemilihan yang cukup besar, padat dan permanen, dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya. Masyarakat desa dan masyarakat kota secara sosiologis dapat ditelaah melalui konsep sistem sosial, sistem interaksi, pertukaran sosial dan saling ketergantungan. Konsep masyarakat itu adalah sama dengan saling ketergantungan antara sistem sosial, sistem interaksi dan sistem pertukaran sosial. (lexie M. Giroth, 2004 : 187).
Bertolak dari pengertian yang ada, maka kita dituntut untuk memahami secara mendalam mengenai konsep sosiologi masyarakat perdesaan dan perkotaan. Adapun alasannya adalah agar tidak terjadi penyimpangan atau pengalihan pemahaman kita akan nilai-nilai yang terkandung dalam interaksi yang terjadi baik di desa maupun di kota. Pemahaman konsep sosiologi terhadap desa dan kota dapat dihampiri antara lain melalui tipologi masyarakat dalam hubungannya dengan perdesaan dan perkotaan sebagai tempat tinggal penduduk yang mempengaruhi gaya hidup mereka.
Teori mengenai tipe masyarakat desa atau gemainschaft, community, komunitas, paguyuban, rural community, civic society dengan karakteristiknya adalah afektivitas, orientasi kolektif, partikularisme, askripsi dan diffuseness. Sedangkan masyarakat kota atau gesselchaft, society, societas, patembayan, urban community, civil society dengan karakteristiknya adalah netrali afektif, orientasi diri, universalisme, prestasi, dan specifitas. (Lexie M. Giroth, 2004 : 188) Setelah mamahami konsep sosiologi masyarakat desa dan kota, maka yang menjadi core of the problem selanjutnya adalah adanya hubungan antara masyarakat desa dan masyarakat kota, dimana adanya interdependensi atau saling ketergantungan masyarakat baik yang bertempat tinggal di desa maupun di kota. Hal tersebut dapat digambarkan dengan adanya kertergantungan antara institusi yang ada dalam masyarakat baik desa maupun kota.
Interdependensi yang ditunjukkan baik antara institusi agama, ekonomi, politik, keluarga dan pendidikkan. Kelima institusi ini saling berkaitan satu dengan yang lainnya, dan apabila ada yang tidak singkron maka akan terjadi ketimpangan antara masyarakat desa dan kota. Penekanan ini lebih menitik beratkan adanya keselarasan antara pola perilaku masyarakat baik desa dan kota, walau hanya dibatasi oleh ruang lingkupnya, yang berpengaruh kepada karakter atau perilaku masyarakatnya. Tetapi pada dasarnya masyarakat kota terdiri dari masyarakat desa terlebih dulu, maksudnya dikotapun masih ada pola perilaku masyarakat desa yang menitik beratkan kepada karakteristik afektivitas, orientasi kolektif, partikularisme, askripsi dan diffuseness.

Pengertian, Arti dan Definisi Desa Dan Kota
Pengertian Desa
Menurut Undang-undang No. 5 Tahun 1979 Tentang pemerintah daerah Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat hukum, yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah, langsung di bawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan negara kesatuan Republik Indonesia. Menurut Sutardjo Kartohadikusumo Desa adalah suatu kesatuan hukum tempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri. Menurut prof.Drs.Bintato, desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografis, social, ekonomi, politik dan kulural yng terdapat di suatu daerah dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbale balik dengan daerah lain.
Pengertian Kota
Menurut Prof. Drs. R. Bintarto Kota adalah suatu sistem jaringan kehidupan manusia dengan kepadatan penduduk yang tinggi, strata sosial ekonomi yang heterogen, dan corak kehidupan yang materialistik. Menurut Max Weber Kota adalah suatu tempat yang penghuninya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya di pasar lokal. Secara Umum Kota merupakan tempat bermukim warga kota , tempat bekerja tempat kegiatan dalam bidang ekonomi, pemerintahan, dsb.

Sosiologi Perdesaan dan Sosiologi Perkotaan
Sosiologi pedesaan adalah sosiologi yang melukiskan dan mencakup hubungan manusia didalamnya dan antara kelompok – kelompok yang ada di lingkungan pedesaan (rural dalam bahasa inggris). Perkataan pedesaan dalam pemakaian sehari- hari mudah saja untuk dimengerti. Tetapi jika harus diberikan batasan yang tepat adalah sukar juga. Jika kita ikuti Maksud untuk mempelajari sosiologi pedesaan adalah untuk mengumpulkan keterangan mengenai masyarakat pedesaan dan hubungan-hubungannya.yang melukiskan setelitinya tingkah laku, sikap, perasaan, motif, dan kegiatan manusia yang hidup dalam lingkungan pedesaan itu. Hasil dari penelitian sosiologi pedesaan tadi dapat di pergunakan untuk usaha-usaha perbaikan penghidupan dan kehidupan manusia pedesaan. Misalnya usaha penyuluhan pertanian.
Sosiologi perkotaan atau yang sering disebut “urban sociology” adalah kajian sosiologis mengenai kota-kota, seperti prilaku masyarakat kota, pola interaksi masyarakat kota, hubungan social masyarakat kota, problematika dalam masyarakat kota dan lain-lain.

Perbedaan Masyarakat Desa dan Kota
Masyarakat Pedesaan:
1).   Perilaku homogen
2).   Perilaku yang dilandasi oleh konsep kekeluargaan dan kebersamaan
3).   Perilaku yang berorientasi pada tradisi dan status .
4).   Isolasi sosial, sehingga static
5).   Kesatuan dan keutuhan cultural
6).   Banyak ritual dan nilai-nilai sacral
7).   Kolektivisme
8).   Sederhana
9).   Mudah curiga
10). Menjunjung tinggi “unggah-ungguh” atau kesopanan
11). Lugas
12). Tertutup dalam hal keuangan
13). Perasaan “minder” terhadap orang kota
14). Menghargai (“ngajeni”) orang lain
15). Jika diberi janji, akan selalu diingat
16). Suka gotong-royong
17). Demokratis
18). Religius

Masyarakat Kota:
1)      Perilaku heterogen
2)      Perilaku yang dilandasi oleh konsep pengandalan diri dan kelembagaan
3)      Perilaku yang berorientasi pada rasionalitas dan fungsi
4)      Mobilitassosial,sehingga dinamik
5)      Kebauran dan diversifikasi cultural
6)      Birokrasi fungsional dan nilai-nilaisekular
7)      Individualisme
8)      Kehidupan keagamaannya berkurang,
9)      Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus berdantung pada orang lain (Individualisme).
10)  Pembagian kerja diantara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
11)  Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota.
12)  Jalan kehidupan yang cepat dikota-kota, mengakibatkan pentingnya faktor waktu bagi warga kota, sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting, intuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu.
13)  Perubahan-perubahan tampak nyata dikota-kota, sebab kota-kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar.


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Manusia menjalani kehidupan didunia ini tidaklah bisa hanya mengandalkan dirinya sendiri dalam artian butuh bantuan dan pertolongan orang lain , maka dari itu manusia disebut makhluk sosial. Oleh karena itu kehidupan bermasyarakat hendaklah menjadi sebuah pendorong atau sumber kekuatan untuk mencapai cita-cita kehidupan yang harmonis, baik itu kehidupan didesa maupun diperkotaan. Tentunya itulah harapan kita bersama, tetapi fenomena apa yang kita saksikan sekarang ini, jauh sekali dari harapan dan tujuan pembangunan Nasional negara ini, kesenjangan Sosial, yang kaya makin Kaya dan yang Miskin tambah melarat , mutu pendidikan yang masih rendah, orang mudah sekali membunuh saudaranya (dekadensi moral ) hanya karena hal sepele saja, dan masih banyak lagi fenomena kehidupan tersebut diatas yang kita rasakan bersama, mungkin juga fenomena itu ada pada lingkungan dimana kita tinggal.
Sehubungan dengan itu, barangkali kita berprasangka atau mengira fenomena-fenomena yang terjadi diatas hanya terjadi dikota saja, ternyata problem yang tidak jauh beda ada didesa, yang kita sangka adalah tempat yang aman, tenang dan berakhlak (manusiawi), ternyata telah tersusupi oleh kehidupan kota yang serba boleh dan bebas itu disatu pihak masalah urbanisasi menjadi masalah serius bagi kota dan desa, karena masyarakat desa yang berurbanisasi ke kota menjadi masyarakat marjinal dan bagi desa pengaruh urbanisasi menjadikan sumber daya manusia yang produktif di desa menjadi berkurang yang membuat sebuah desa tak maju bahkan cenderung tertinggal.

Saran - saran
Pembangunan Wilayah perkotaan seharusnya berbanding lurus dengan pengembangan wilayah desa yang berpengaruh besar terhadap pembangunan kota. Masalah yang terjadi di kota tidak terlepas karena adanya problem masalah yang terjadi di desa, kurangnya sumber daya manusia yang produktif akibat urbanisasi menjadi masalah yang pokok untuk diselesaikan dan paradigma yang sempit bahwa dengan mengadu nasib dikota maka kehidupan menjadi bahagia dan sejahtera menjadi masalah serius. Problem itu tidak akan menjadi masalah serius apabila pemerintah lebih fokus terhadap perkembangan dan pembangunan desa tertinggal dengan membuka lapangan pekerjaan dipedesaan sekaligus mengalirnya investasi dari kota dan juga menerapkan desentralisasi otonomi daerah yang memberikan keleluasaan kepada seluruh daerah untuk mengembangkan potensinya menjadi lebih baik, sehingga kota dan desa saling mendukung dalam segala aspek kehidupan.

REFERENSI
http://wikipedia.org
- http://civicpeople.blogspot.co.id/2014/06/makalah-sosiologi-kota-dan-desa.html

Sabtu, 21 November 2015

PERKEMBANGAN GENERASI MUDA SAAT INI DAN PERMASALAHAN YANG DIHADAPI OLEH MASYARAKAT



PERKEMBANGAN GENERASI MUDA SAAT INI DAN PERMASALAHAN YANG DIHADAPI OLEH MASYARAKAT



 Di susun oleh:
                            Nama            : Muhammad Ganef Rizmawan
                            NPM             : 53415971





TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS GUNADARMA
2015
DEPOK



KATA PENGANTAR
       Alhamdulillah, Puja dan Puji hanya layak tercurahkan kepada Allah SWT. , Karena atas limpahan karunia-Nya. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu’alaihi wa sallam. Sehingga Penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah. Sehingga Penulis dapat menyelesaikan tugas mandiri ini tepat pada waktunya.
        Banyak kesulitan dan hambatan yang Penulis hadapi dalam membuat tugas mandiri ini tapi dengan semangat dan kegigihan serta arahan, bimbingan dari berbagai pihak sehingga Penulis mampu menyelesaikan tugas mandiri ini dengan baik, oleh karena itu pada kesempatan ini, Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
·         Kedua Orang Tua Penulis yang selalu menjadi inspirasiku, serta mencurahkan kasih sayang tanpa pamrih.
·         Bapak Emilianshah Banowo sebagai dosen Ilmu social dasar. Semoga ilmunya berkah dan menjadi aliran amal hingga kelak di Barzakh.
·         Bagas Ardian, sebagai Ketua kelas yang sudah memberikan motivasinya dan teman – teman kelas 1IA13.










                                                                                            Depok, 15 November 2015


                                                                                             M. GANEF RIZMAWAN


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................
KATA PENGANTAR ................................................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................................

BAB I : PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ..........................................................................................................

BAB II : PEMBAHASAN
A.    Generasi Muda dalam Pandangan Masyarakat ...........................................................
B.     Generasi Muda Indonesia Pada Saat Ini ....................................................................
C.     Masalah Masalah Generasi Muda .............................................................................

BAB III : PENUTUP
A.     Kesimpulan ................................................................................................................
B.     Saran .......................................................................................................................... 





BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Masalah yang dihadapi generasi muda sebenarnya tidak terpisah dari masalah secara umum yang berkembang ditengah-tengah masyarakat, karena pada hakekatnya generasi muda merupakan bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat yang ditentukan oleh faktor dan keadaan yang ada pada generasi muda itu sendiri serta kondisi masyarakat yang bersangkutan.
Masalah-masalah yang dihadapi generasi muda saat ini antara lain :
1. Menurunnya jiwa idealisme, patriotisme dan nasionalisme di kalangan masyarakat termasuk generasi muda.
2. Belum seimbangnya jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan dan pembinaan yang tersedia, baik yang formal maupun non formal. Tingginya jumlah putus sekolah yang diakibatkan oleh berbagai sebab yang bukan hanya merugikan generasi muda itu sendiri, tapi juga merugikan seluruh bangsa.
3. Masih banyaknya perkawinan dibawah umur, terutama di kalangan masyarakat daerah pedesaan.
4. Pacaran yang tidak sehat dan tidak mengikuti Norma Agama dan Adat Istiadat yang ada.
5. Perbedaan pandangan dan sistem nilai antara generasi muda dan generasi sebelumnya
6. Meningkatnya kenakalan remaja termasuk penyalahgunaan narkotika.
7. Penggunaan tenaga kerja dibawah umur.
Dari masalah-masalah tersebut diatas mempunyai kaitan sangat erat dengan permasalahan menyiapkan generasi muda untuk mendukung dan mengisi kemerdekaan Republik Indonesia. 
Generasi muda sering merasa mempunyai skala nilai tersendiri dan merasa mampu memandang persoalan dari berbagai segi, namun hal ini tidak berarti generasi muda sudah memiliki pegangan sikap yang jelas, sebaliknya khususnya dalam masa remajanya generasi muda masih dalam kondisi sangat labil. Sehingga tidak jarang generasi muda merasa bingung dalam menghadapi gejala-gejala pertumbuhan fisik maupun biologis. Gejala tersebut menjadi semakin rawan dalam menghadapi transisi nilai sosio budaya yang melanda masyarakat sebagai akibat pengaruh globalisasi.
Laju perkembangan dan modernisasi serta derasnya arus komunikasi masa berupa kemudahan-kemudahan dalam kontrak antar suku dan bangsa telah menggoyahkan tata nilai dan norma-norma. Dalam keadaan demikian generasi muda cenderung melupakan nilai-nilai tradisional yang sering disamakan dengan kekolotan dan lebih mudah terpengaruh oleh budaya-budaya barat.
Meskipun selama ini telah dilakukan berbagai upaya serta telah dibuat berbagai pola pembinaan generasi muda yang sifatnya umum dan seragam, namun dalam era penerapan dan pendekatannya perlu diperhatikan, bahwa generasi muda tidak merupakan suatu kelompok yang homogen, tetapi berasal dari masyarakat Indonesia yang sifatnya pluralistis. Hal tersebut banyak dipengaruhi beberapa faktor yang meliputi :
a. Perbedaan latar belakang keagamaan, kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan kebudayaan
b. Perbedaan masyarakat kota dan desa
c. Perbedaan strata kehidupan sosial ekonomi
d. Perbedaan tingkat pendidikan keilmuan dan keterampilan.
Berdasarkan dari permasalahan yang dihadapi oleh generasi muda dan permasalahan pada pembangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka perhatian kita selanjutnya tertuju pada sosok generasi yang diharapkan dapat mendukung pembangunan.
Generasi muda sebagai sumber daya manusia adalah keberhasilan pembangunan bangsa. Kita bisa menyimak keberhasilan negara-negara maju seperti Amerika, Jerman dan Jepang dimana kemajuannya banyak ditentukan oleh mutu sumber daya manusianya. Sumber daya manusia bermutu yang mampu memajukan negaranya adalah manusia yang berpendidikan, berketerampilan tinggi dan menguasai Iptek. Dengan demikian pendidikan merupakan kebutuhan mendasar dalam upaya peningkatan mutu sumber daya manusia.
Generasi muda yang diharapkan dalam pembangunan dewasa ini sangatlah penting sebagai generasi penerus bangsa dalam mengisi pembangunan dan kemerdekaan, dengan jalan mengembangkan bakat dan minat serta karakter generasi muda untuk mendukung terwujudnya Negeri Maritim Nusantara. Negeri Indonesia tercinta.
 


BAB II
PEMBAHASAN

A.   Generasi Muda dalam Pandangan Masyarakat
a. Pengertian generasi muda ialah masa muda pada umumnya dapat dipandang sebagai suatu tahap dalam pembentukan kepribadian manusia dalam proses mencari jati diri. Posisi generasi muda dalam masyarakat adalah sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa, masa depan suatu bangsa ini terletak pada generasi mudanya sebab merekalah yang nantinya menggantikan generasi sebelumnya dalam memimpin bangsa. Suatu harapan yang sangat besar terhadap generasi muda ini.
 Pada sisi lain hal itu menimbulkan suatu tanggung jawab yang sangat besar yang harus dipikul oleh generasi muda . Artinya generasi muda harus menjadi sosok yang mampu memenuhi harapan tersebut. Oleh karena itu, hal-hal yang menghambat kemajuan harus diganti dengan hal-hal baru sesuai dengan tuntunan dan perkembangan masyarakat, yaitu dengan dibekali ilmu pengetahuan dan pengarahan tentang pengembangan generasi muda menuju kepada penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan kerja . Salah satu cara dalam memperoleh bekal pengetahuan tersebut dapat melalui pendidikan baik formal maupun nonformal baik itu pendidikan dasar maupun pendidikan tinggi. Dengan bekal seperti itu setiap pemuda Indonesia akan semakin bernilai dalam proses pembangunan. Dan makin membenarkan arti serta makna “ Pemuda adalah Harapan Bangsa”.
b. Peranan pemuda dalam menyongsong masa depan bangsa Kondisi kehidupan bangsa yang kurang menguntungkan serta kompleksnya permasalahan yang dihadapi generasi muda sekarang ini menuntut adanya penyikapan dalam bentuk peran aktif membangun tatanan berbagai aspek kehidupan sehingga mampu membangun dan mengembangkan kembali sendi-sendi dasar kehidupan bangsa yang mampu membawa pencerahan pembangunan bangsa Indonesia ke depan.
Urgensi penyikapan pemuda yang kontekstual dengan permasalahan sekarang antara lain sebagai berikut:
- Meningkatkan Integritas moral dan ketakwaan terhadap Tuhan YME dalam kerangka membangun ketahanan mental dan nilai-nilai budaya bangsa dari ancaman pengaruh budaya asing ( westernisasi ) yang semakin menggejala.
- Memupuk Idealisme, Patriotisme, Cinta tanah air, Persatuan dan Kesatuan serta solidaritas pemuda untuk memperkokoh tetap tegaknya Negara Kesatuan RI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
- Meningkatkan kualitas SDM melalui penguasaan IPTEK memasuki era Globalisasi yang diwarnai dengan tingginya tingkat kompetitif antar bangsa dan pasar bebas (AFTA 2004).
- Membangun motivasi wirausaha pemuda dalam rangka menumbuhkan kepeloporan dan kemandirian pemuda secara sosial ekonomi.
- Membangun tatanan kehidupan social budaya menuju terwujudnya masyarakat madani, yakni masyarakat yang tertib demokratis, dan sejahtera lahir batin.

c. Pontensi generasi muda dalam masyarakat, Generasi muda adalah sebagai sumber daya manusia yang amat potensial bagi pembangunan, menempati lapisan terbesar dalam anggota masyarakat. Sumber ini tidak penah habis, satu kekayaan nasional yang tidak terhingga harganya. Menjadi
berharga kalau disiapkan sebagai kader pembangunan.
Berikut adalah beberapa contoh potensi yang dimiliki oleh generasi muda :

- Generasi Muda yang Progresif, Generasi muda memiliki kecenderungan untuk bersikap antusias dalam menghadapi berbagai isu, baik yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan kehidupan mereka sehari-hari. Selain itu, idealisme yang terkandung dalam jiwa dan pikiran generasi muda memungkinkan generasi muda untuk memainkan peranan penting dalam kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Di sisi lain generasi muda yang progresif adalah generasi muda yang mampu dan dapat berfikir kritis dalam menghadapi realitas sosial politik yang sedang terjadi. Dengan memanfaatkan potensi ini, diharapkan ada sebuah peluang untuk menciptakan masa depan
Yang lebih damai bagi generasi berikutnya.
- Generasi muda yang Nasionalisme, Nasionalisme merupakan sikap dan tingkah laku individu atau masyarakat yang merujuk pada loyalitas dan pengabdian terhadap bangsa dan negaranya. Namun, secara empiris, nasionalisme tidak sesederhana definisi itu karena Nasionalisme adalah sebuah ideologi yang dapat dilihat sebagai hasil peradaban manusia dalam menjawab tantangan hidupnya. Dengan demikian, ideologi memiliki fungsi mempolakan, mengkonsolidasikan dan menciptakan arti dalam tindakan masyarakat. Ideologi yang dianutlah yang pada akhirnya akan sangat menentukan bagaimana generasi muda memandang sebuah persoalan dan harus berbuat apa untuk mensikapi
Persoalan tersebut.

d. Tantangan dan permasalahan generasi muda, Namun di samping itu setiap generasi senantiasa dihadapkan pada situasi, kondisi, tantangan dan permasalahan yang berbeda. Problem itu disebabkan karena akibat dari proses pendewasaan seseorang, penyesuaian dirinya dengan situasi yang baru timbulah harapan setiap pemuda akan mempunyai masa depan yang lebih baik dari pada
orang tuanya.
Berbagai macam permasalahan generasi muda yang muncul pada saat ini antara lain:
- Menurunnya jiwa idealisme, patriotisme dan nasionalisme dikalangan masyarakat termasuk jiwa pemuda.
- Kekurangan pastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya.
- Belum keseimbangannya antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia,
Baik yang formal maupun nonformal.
- Kekuragan lapangan dan kesempatan kerja serta tinggi nya tingkat pengangguran dan setengah pengangguran dikalangan generasi muda mengakibatkan berkurangnya produktifitas oleh nilai-nilai
Kekuasaan dan sebagainya
- Masih langkanya pengalaman-pengalaman yang dapat merelefansikan pendapat sikap dan tindakannya dengan kenyataan yang ada.
Namun dengan adanya kerjasama antar orang tua, sekolah/universitas, masyarakat, dan pemerintah dalam menanggulangi masalah ini agar tercipta lingkungan yang kondusif, maka generasi muda Indonesia senantiasa mampu menjawab setiap tantangan dan permasalahan yang dihadapi pada zamannya.

B.     Generasi Muda Indonesia Pada Saat ini
Pada zaman dewasa ini, kita sebagai manusia telah banyak mengalami transisi menuju dunia modernisasi dan zaman yang terbuka terhadap perkembangan dan kemajuan dunia. Banyak hal yang memang harus kita perhatikan dari sudut yang berbeda untuk kemajuan sebuah Negara, termasuk
generasi muda Indonesia pada saat ini.

Remaja – remaja Indonesia pada saat ini sebagai generasi muda yang selanjutnya yang akan meneruskan cita-cita sebuah bangsa, untuk memimpin dan mengatur  sebuah Negara, haruslah memiliki kepribadian yang baik, kecerdasan yang di landasi dengan ilmu dan wawasan yang luas, memiliki jiwa yang semangat, pikiran terbuka dan tujuan yang baik, berbobot dan bermanfaat serta berguan untuk kemajuan bangsa dan Negara. Sayangnya generasi muda Indonesia pada saat ini telah banyak terjerumus pada dunia modernisasi dan westernisasi sehingga melupakan adat ketimuran yang kita miliki yang di kenal oleh Negara lain sebagai Negara yang menjunjung tinggi moral dan adat kesopanan tapi fakta mengatakan lain. Generasi Indonesia saat ini mengalami krisis identitas dan korban dari gaya hidup hedonisme barat. Semakin banyak life style dari luar Negara Indonesia yang masuk semakin
Tidak terkendali generasi muda Indonesia saat ini.
Jika di lihat dari latar belakang, generasi- generasi muda saat ini yang korban dari budaya permisif yang tidak terikat dengan nilai dan norma bisa di pastikan di antaranya adalah kurangnya pendidikan agama dari keluarga, kurangnya perhatian, kepudulian, dan kasih sayang dari keluarga, lingkungan yang tidak mendukung, pola hidup yang terlalu bebas dan individualisme, teman sepergaulan yang menyukai kehidupan bebas, dan rapuhnya iman serta kepribadian.

C.    Masalah Masalah Generasi Muda
Saat ini generasi muda khususnya remaja, telah digembleng berbagai disiplin ilmu. Hal itu tak lain adalah persiapan mengemban tugas pembangungan pada masa yang akan datang, masa penyerahan tanggung jawab dari generasi tua ke generasi muda. Sudah banyak generasi muda yang menyadari peranan dan tanggung jawabnya terhadap negara di masa yang akan datang. Tetapi, dibalik semua itu ada sebagian generasi muda yang kurang menyadari tanggung jawabnya sebagai generasi penerus bangsa. Adapun masalah yang dihadapi remaja masa kini antara lain :
1. kebutuhan akan figur teladan, Remaja jauh lebih mudah terkesan akan nilai2 luhur yang berlangsung dari keteladanan orang tua mereka daripada hanya sekedar nasihat2 bagus yagn tinggal
Hanya kata – kata indah.
2. sikap apatis, Sikap apatis meruapakan kecenderungan untuk menolak sesuatu dan pada saat yang bersamaan tidak mau melibatkan diri didalamnya. Sikap apatis ini terwujud di dalam ketidakacuhan akan apa yang terjadi dimasyarakatnya.
3. kecemasan dan kurangnya harga diri, Kata stess atau frustasi semakin umum dipakai kalangan remaja. Banyak kaum muda yang mencoba mengatasi rasa cemasnya dalam bentuk “pelarian” (memburu kenikmatan lewat minuman keras, obat penenang, seks dan lainnya).
4. ketidakmampuan untuk terlibat, Kecenderungan untuk mengintelektualkan segala sesuatu dan pola pikir ekonomis, membuat para remaja sulit melibatkan diri secara emosional maupun efektif dalam hubungan pribadi dan dalam kehidupan di masyarakat. Persahabatan dinilai dengan untung rugi atau malahan dengan uang.
5. perasaan tidak berdaya, Perasaan tidak berdaya ini muncul pertama-tama karena teknologi semakin menguasai gaya hidup dan pola berpikir masyarakat modern. Teknologi mau tidak mau menciptakan masyarakat teknokratis yang memaksa kita untuk pertama-tama berpikir tentang keselamatan diri kita di tengah2 masyarakat. Lebih jauh remaja mencari “jalan pintas”, misalnya menggunakan segala cara untuk tidak belajar tetapi mendapat nilai baik
Atau ijazah.
6. pemujaan akan pengalaman, sebagian besar tindakan2 negatif anak muda dengan minumam keras, obat2an dan seks pada mulanya berawal dari hanya mencoba-coba. Lingkungan pergaulan anak muda dewasa ini memberikan pandangan yagn keliru tentang pengalaman.






BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari uraian penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Generasi muda saat ini adalah harapan suatu bangsa dan negara dalam era globaliasi seperti ini walaupun dengan segala problematika atau permasalahan yang ada didalam segala aspek kehidupan.
2. Generasi muda saat ini harus kreatif dalam menghadapi permasalahan yang melanda dalam kehidupan ini.
3. Dengan berbagai masalah yang ada di kehidupan bermasyarakat, kita sebagai mahluk sosial atau generasi muda saat ini harus tetap hidup berdampingan dan saling membantu dalam masalah apapun.

B. Saran
Terdapat berbagai cara untuk menyelesaikan suatu problematika atau masalah yang melanda kebanyakan generasi muda di era globalisasi saat ini contohnya saling bantu - membantu  untuk menyelesaikanya. kemudian dalam kehidupan bermasyarakat kita dapat saling tolong menolong dengan sesama generasi muda dan semua masyarakat.